Senin, 05 November 2012

Siswa yang 'Doyan' Tawuran Baru Dibina di SPN Lido


JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio menilai tidak semua pelajar yang melakukan tawuran harus dibina di Sekolah Polisi Nasional (SPN) di Lido, Jawa Barat.

Menurut Eko, pelajar yang melakukan aksi tawuran ini sebenarnya bisa dikelompokan ibarat penyakit ada stadium 1, 2, 3 dan 4. Oleh karena itu, mereka tidak bisa disamaratakan.

"Kita memang apresiasi langkah yang dilakukan Kepolisian, tetapi jangan dipukul rata agar semua yang tawuran harus dibina di Lido, dengan pendidikan militer. Belum tentu semuanya bisa menerima itu," jelas Eko kepada Okezone di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Senin (5/11/2012).

Anggota Komisi X DPR itu menambahkan, pelajar yang dibina di Lido sebaiknya yang benar-benar sudah parah dan sering sekali tertangkap polisi karena tawuran. 

"Siswa yang sudah memiliki track record yang benar-benar sering melakukan pelanggaran. Sebab banyak yang melakukan tawuran itu, karena rasa tidak enak dengan teman dan dipaksa. Itulah yang harus dipilah," paparnya.

Aksi tawuran memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Melainkan perlu peran dari orangtua untuk melakukan pengawasan. 

Namun, dia tidak menampik ada kesalahan yang dilakukan pihak sekolah, seperti pembiaran bullying serta adanya praktik senioritas. "Buat saya, seharusnya Kementerian Pendidikan Nasional belajar untuk bisa menyikapi itu," terangnya. 

Solusi untuk menghentikan aksi tawuran, diakui Eko, sekolah harus tegas menghilangkan adanya senior dan junior. Kedua, diperbanyak kegiatan ekstrakulikuler.

"Kalau saat ini pelajar dipaksa bisa menghitung dan menghapal teori. Tetapi ada yang dilupakan bahwa ekstrakulikuler ini penting sekali, siswa bisa belajar beroganisasi, berinteraksi dan menyalurkan minat dan bakat. Lalu orang tua mengawasi kegiatan anak apa yang dia lakukan dari jauh," simpulnya.

Sebelumnya diberitakan, untuk mengantisipasi terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para pelajar, Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno mengaku pihaknya telah mengirimkan 3.000 siswa ke Sekolah Polisi Nasional (SPN) di Lido, Jawa Barat untuk menempuh pendidikan serta pembinaan khusus.
 
Putut menyatakan pelajar yang dikirim ke Lido untuk pembinaan, kemudian dilatih agar bisa lebih disiplin.
SUMBER

Opini :

Siswa harus di bina sampai benar-benar tidak akan melakukan tindakan kriminal seperti tawuran. Mungkin dengan cara di Bina di SPN Lido para oknum tawuran bisa berenti tawuran :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar